Jika kita menulis
atau berbicara, kita itu selalu menggunakan kata. Kata tersebut dibentuk
menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana.
Di dalam sebuah
karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk
menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata
melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi
juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan
sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan
ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang
tinggi.
Definisi Diksi
Pilihan
kata atau Diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak
kita ungkapkan. Diksi atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata
mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan
gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Fungsi
Diksi
Fungsi
Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya
ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut
tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan
interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau
pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana.
Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih
indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung
jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas
mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita
tersebut.
Manfaat
Diksi
- Dapat membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif, bersinonim dan hapir bersinonim, kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
- Dapat membedakan kata-kata ciptaan sendiri fan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat.
Contoh Kalimat
Diksi
- Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan masyarakat
- Dia adalah wanita cantik (denotatif)
- Dia adalah wanita manis (konotatif)
- APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen (kata konkrit)
- Kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, diksi adalah pemilihan kat yang tepat dan selaras dalam
penggunaanya sehingga dapat memberikan kesan / makna / efek sesuai dengan
harapan. Adapun fungsi diksi ialah:
- Mudah dipahami. Pemilihan diksi yang tepat dan selaras akan memudahkan pembaca atau pendengar lebih mudah dalam memahami arti kata atau makna kalimat atau gagasan yang hendak ingin disampaikan. Pemilihan diksi dilakukan dengan memperhatikan situasi yang sedang berlangsung. Misal dalam menulis buku cerita yang memiliki tujuan anak-anak remaja sebagai sasaran pembaca, maka gunakanlah kata-kata sederhana yang mudah dipahami dengan demikian pesan moral yang ingin disampaikan akan sampai pada hati pembaca. begitupula misalnya saat rapat yang mana suasana adalah formal maka gunakan kata-kata yang baku, sesuai aturan EYD. Dengan demikian, hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihilangkan.
- Mendapatkan tujuan. Dengan menggunakan diksi yang tepat, maka peluang untuk mendapatkan tujuan lebih besar. Hal ini karena komunikasi yang berlangsung sangat efektif selain itu pemilihan kata yang sesuai dengan suasana resmi ataupun tidak resmi akan menciptakan ekspresi tertentu yang dapat menyenangkan pendengar atau pembaca. Kata yang digunakan menunjukkan makna yang ingin diutarakan. Namun demikian, seringkali kata yang digunakan memiliki arti yang berbeda dengan makna itu sendiri. oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menggunakan diksi yang akan digunakan, maka harus pembicara atau penulis harus memahami makna dan relasi kata. Menurut Chaer, makna kata dapat dibedakan menjadi:
a. Makna
denotasi dan Makna konotasi
Merupakan
denotasi merupakan makna yang sesungguhnya yang sesuai dengan pengertian kamus
besar bahasa Indonesia. Contoh: kata “miskin”, dalam pengertian denotasi
artinya ialah keadaan seseorang yang kurang dalam hal finalsial. Sementara itu
makna konotasi yaitu makna lain atau makna yang bukan sebenarnya yang mungkin
hanya dapat dimengerti oleh beberapa orang saja yang bersangkutan.
Contoh: kata
“alarm” dalam kalimat, “ kamu selalu datang tepat waktu, alarm jam kamu
bagus”. Kata alarm dalam kalimat tersebut merupakan kata konotasi untuk
menunjukkan makna kata “disiplin”. Kata konotasi yang bertujuan untuk
memuji disebut knotasi positif sedangkan konotasi yang mengejek atau menyindir
disebut konotasi negatif.
b. Makna
leksikal dan makna gramatikal
Yaitu makna yang
sesuai dengan hasil observasi atau yang memang nyata dalam kehidupan. Contoh:
bakteri Salmonella sp. Menyebabkan penyakit tipus. Sedangkan makna gramatikal
yaitu makna kata yang menyatakan makna jamak, menunjukkan suatu jumlah. Contoh:
ada buku-buku baru di perpustakaan. Artinya ialah banyak buku baru yang datang
di perpustakaan.
c. Makna
referensial dan nonreferensial
Yang dimaksud
dengan makna referensial yaitu kata yang mengacu atau menunjukkan kepada
sesuatu. Contoh: buku biologi ada di Rak no. 7. Kata “rak no.&” merupakan
frase yang menunjukkan makna referensial. Sedangkan makna nonreferensial adalah
kebaikan dari kata referensial. contoh: baru saja aku membaca buku itu, tetapi
aku lupa meletakkannya. Kata “tetapi” merupakan kata yang menunjukkan makna
nonreferensial.
d. Makna
konseptual dan makna asosiatif
Makna konseptual
merupakan makna suatu kata yang menunjukkan deskripsi kata tersebut. Contoh:
pangeran pergi menunggang unta. Kata “unta” memilki makna konseptual yaitu
binatang gurun berkaki empat yang dapat dijadikan sebagai alat transportasi.
Sedangkan makna asosiasi merupakan makna kata yang menunjukkan hubungan yang
terkait dengan kata tersebut. Contoh: kata merah memiliki hubungan berani
sedangkan kata merpati dihubungkan (asosiasi) dengan kesetiaan.
e. Makna kata
dan makna istilah
Makna kata akan
terlihat jelas ketika kata tersebut digunakan dalam sebuah kalimat. contoh:
kata “dingin” dapat berarti mengenai suhu atau cuaca, atau menunjukkan sikap
seseorang. Sementara itu makna istilah merupakan makna yang bersifat pasti atau
mutlak. Hal ini karena makna istilah hanya digunakan dalam bidang-bidang
tertentu. Contoh: kata dingin di atas jika digunakan dalam bidang ilmu
pengetahan alam maka memiiki makna pasti menunjukkan suatu suhu.
f. Makna kias
dan lugas
Makna kias ialah
kata atau frase yang biasa digunakan untuk mengatakan makna secara tidak
langsung. Biasa digunakan dalam majas atau peribahasa. Contoh: jangan sampai
terjerat lintah darat. Frase lintah darat menunjukkan makna kias yang berarti
adalah rentenir. Sedangkan makna lugas adalah kebalikan dari makna kias.
Artinya dalam makna lugas terang-terangan menyebutkan makna yang sesungguhnya.
Contoh: sepertinya hampir semua pejabat negara adalah koruptor.
Dalam memilih
diksi harus mempertimbangkan kesesuaian dan ketepatan kata. Perhatikan
syarat-syarat berikut untuk menentukan kesesuaian diksi:
- Hindari pengggunaan bahasa substandar dalam situasi formal. Bahasa standar ialah merupakan tutur bahasa yang biasa digunakan oleh mereka kalangan menengah ke atas, atau yang mengenyam pendidikan tinggi. Sementara itu, bahasa nonstrandar kebalikannya, biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari orang umum.
- Menggunakan kata ilmiah dalam kondisi tertentu saja, selebihnya gunakan kata popular. Kata ilmiah merupakan kata yang biasa digunakan dalam tulisan ilmiah atau kata yang jarang digunakan oleh orang-orang awam, hanya kalangan tertentu saja yang menggunakan. Contoh, dalam jurnal ilmiah menggunakan kata ilmiah. Sedangkan ketika berbca maka gunakanlah kata popular, halini karena agar makna yang disampaikan dalam jurnal dapat dimengerti oleh semua pendengar.
- Hindari jargon yang dapat dibaca oleh publik. Jargon merupakan kalimat atau frase dalam bahasa tertentu yang hanya dimengerti oleh beberapa orang. Oleh karenanya dalam memilih kata hindari jargon karena orang lain belum tentu memahaminya.
- Hindari pemakaian kata – kata slang. Kata slang merupakan kata non standar yang digunakan dalam percakapan dengan teman sebaya. Pengunaan kata slang saat formal tentu tidaklah baik.
- Hindari ungkapan-ungkapan yang telah usang
- Hindari bahasa atau kata artifisial yaitu rangkaian kata yang disusun secara kreatif untuk menimbulkan rasa seni. Contoh: harum bunga mawar terberai terbawa angn sampai ke penciumanku.
- Hindari penggunaan kata – kata atau kalimat percakapan dalam penulisan. Hal ini karena kata- kata dalam percakapan merupakan kata nonformal, sehingga tidak baik ketika digunakan saat menulis hal-hal yang bernuansa ilmiah.
Berikut
merupakan macam hubungan makna yang terbentuk antar kata:
- Sinonim. Merupakan kata – kata yang memiliki kesamaan makna. Contoh: Pintar dengan pandai, kurus dengan langsing. Meski memiliki kesamaan makna, kata-kata dalam sinonim memiliki kesan masing-masing seperti halu atau kasarnya.
- Antonim. Sekelompok kata yang memiliki makan yang berlawanan dengan kata lain. Contoh: tinggi dengan pendek, pesek dengan mancung, dan ainnya.
- Polisemi merupakan kata yang menunjukkan satuan bahasa yang dapat memiliki banyak makna. Contoh: anak asuh, anak tangga, anak durhaka, anak sholeh. Dan lain-lain.
- Hiponim merupakan makna kata yang tercakup dalam kata lain. Contoh: melati merupakan hiponim dari bunga.
- Hipernim merupakan kata yang mencakup kata lain. Kebalikan dari hiponim. Contoh: bunga merupakan hipernim dari melati, mawar, kenanga dan lain-lain.
- Homonim merupakan sekelompok kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi tapi memiliki arti yang berbeda. Contoh: (1)Hak asuh anak jatuh kepda ibunya; dengan (2) wanita itu memakai sepatu berhak tinggi. Pada kalimat pertama hak berarti kepemilikian sedangkan pada kalimatkedua artinya bagian sepatu. Atau (1) ular ini mengeluarkan bisa yang sangat berbahaya; dengan (2) kamu pasti bisa menghadapinya. Bisa pada kalimat pertama artinya racun sedangkan bisa pada kalimat kedua artinya kemampuan.
- Homofon merupakan sekelompok kata yang memilikikesamaan bunyi namun ejaan dan arti berbeda. Contoh: (1) bulan ini saya mendapat bunga bank sebesar 3% ; dengan (2) bang, pesen somay satu piring.
- Homograf yaitu kata yang memiliki tulisan sama namun bunyi dan arti berbeda. Contoh: (1) Saya sudah sampai di Serang, bu; (2) andi diserang kawanan begal.
Disini saya juga akan memberikan salah satu contoh artikel yang menggunakan kesalahan dalam pemilihan kata. Salah satunya saya ambil dari judul koran lampu merah dibawah ini.
Seharusnya kata-kata yang dimuat dalam koran itu harus menggunakan bahasa yang baku, formal, dan menggunakan ejaan EYD yang baik. Koran lampu merah ini justru memberikan judul artikelnya dengan menggunkan kata keseharian seperti "Daripada Galau Pilih Mati Aja Brou MODAL SARUNG LEHER DIGANTUNG". Kata "Brou" disitu tidak jelas apa maksudnya. apakah Brother? atau lain sebagainya.
Refrensi :
- http://teorikux.blogspot.co.id/2013/10/diksi-pilihan-kata.html
- http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-diksi-dan-contohnya-lengkap.html
- Koran lampu merah
- Harimurti Kridalaksana. Cetakan Pertama 1996. Pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia, Edisi II. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
- Bambang Kaswanti Purwo. Cetakan Pertama 1984. Diksi Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka dan Indonesian Linguistics Development Project (Ildep).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar